Waktu adalah sekarang. Kemarin telah lewat dan esok belum tentu didapat.

Senin, 04 Oktober 2010

Kurikulum dan Pembelajaran

BAB 1
IDENTITAS BUKU

Terciptanya Buku Kurikulum dan Pembelajaran tak lepas dari kerja sama berbagai pihak, dengan koordinator tim Rudi Susilana. Buku ini merupakan hasil revisi dari buku pegangan terdahulu dalam perkuliahan MKDK. Edisi dan cetakan kedua ini diterbitkan oleh Jurusan Kutekpen FIP UPI di Bandung, tahun 2006.
Dalam buku ini terdapat 11 bab yang terdiri dari:
● Pengertian,Dimensi,Fungsi,dan Peranan Kurikulum
● Landasan Pengembangan Kurikulum
● Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
● Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
● Model dan Organisasi Pengembangan Kurikulum
● Evaluasi Kurikulum
● Konsep Dasar Pembelajaran
● Komponen-Komponen Pembelajaran
● Prinsip-Prinsip Pembelajaran
● Pendekatan dan Model Pembelajaran
● Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Selain itu terdapat juga, \lampiran terbaru tentang dunia Pendidikan di Indonesia, di antaranya Model Jaringan Kurikulum yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum (Puskur) Balitbang Depdiknas, Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Pengembangan Silabus, dan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).




BAB 2
ISI BUKU

2.1 Pengertian,Dimensi,Fungsi,dan Peranan Kurikulum
Pengertian kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan tahapan belajar untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses statis maupun dinamis disertai potensi yang harus dimilikinya. Selanjutnya kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan dari lembaga pendidikan yang membawa ke arah kondisi belajar.
Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengetian, dimana setiap dimensi memiliki keterkaitan. Keempat dimensi tersebut adalah (1) kurikulum sebagai suatu ide, (2) kurikulum sebagi rencana, (3) kurikulum sebagai dimensi aktivitas, dan (4) kurikulum sebagi dimensi hasil.
Selain itu kurikulum pun memiliki fungsi yang disesuaikan dengan status dalamdunia pendidikan. Maksudnya adalah fungsi tersebut tergantung dengan peranannya dalam pendidikan, dimana fungsi kurikulum antara pendidik dengan peserta didik jelas berbeda.
Kurikulum dalam pendidikan formal memiliki peranan sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Tiga peranan yangdinilai sangat penting, yaitu konservatif, kreatif, dan krisis/evaluatif.

2.2 Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagi ide, rencana, pengalaman, maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh. Landasan tersebut sangat penting, jika diibaratkan dengan sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan, maka akan mudah rubuh dan rusak paling hanya bangunan tersebut. Sementara apabila kurikulum sebagai alat pendidikan, tidak menggunakan dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum akan mudah diombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta) yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.
Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu filosofis, psikologis, sosiologis, dan iptek. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis, dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan, melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah. Landasan psikologi memperlibatkan psikologi perkembangan dan psikologi belajar dalam pengembangannya.
Pendidikan dalam konteks landasan sosiologis berarti proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Di sinilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia. dibina, dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia. Pendidikan dalam konteks iptek merupakan usaha menyiapkan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.

2.3 Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu (1) komponen tujuan, (2) isi kurikulum, (3) metode atau strategi pencapaian tujuan, dan (4) komponen evaluasi Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuanyang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais.
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, oleh sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.

2.4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan menjadi suatu kepercayaan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagi hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum, yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan dalam dua kategori yaitu prinsip umum dan khusus. Prinsip umum biasa digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimana pun. Prinsip ini terdiri dari: prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi, dan efektivitas. Dalam prinsip efektivitas Oliva mengajukan sepuluh prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan;
2. Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan;
3. Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi di masa kini;
4. Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada perubahan pada orang-orang atau masyarakat;
5. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok;
6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian alternatif yang ada;
7. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir;
8. Pengembangan kurikuluma akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif, bukan aktivitas bagian per bagian yang terpisah;
9. Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti suato proses yang alternatif; dan
10. Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
Prinsip khusus hanya berlaku di tempat dan situasi tertentu. Prinsip khusus terdiri dari: prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, dan penilaian.



2.5 Model dan Organisasi Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain, menerapkan , dan mengevaluasi suatu kurikulum. Pengembangan harus dapat menggambarkansuatu prosessistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagi kebituhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan. Berdasarkan perkembangan teori pemikiran paraahli kurikulum di antaranya; 1)Model Ralph Tyler; 2)Model Administratif; 3)Model Grass Roots; 4) Model Demostransi; 5) Model Miller-Seller; 6) Model Taba’s.
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Ada dua aspek yang harus selalu diperhatikan dalam keseimbangan pada organisasi kurikulum; 1) keseimbangan terhadap substansi bahan atau isi kurikulum; 2) keseimbangan yang berkaitandengan cara atau proses belajar. Secara umum ada 2 bentuk organisasi kurikulum di antaranya: kurikulum berdasarkan mata pelajaran (mata pelajaran yang terpisah-pisah dan matapelajaran gabungan) dan kurikulum terpadu (kurikulum inti, social functions dan persistent situations, serta experience atau activity curriculum).

2.6 Evaluasi Kurikulum
Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secar nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diujicobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebarluaskan ke semua lembaga pendidikan. Ada juga yang menyebutkan fase ini sebagai fase perintisan.berbagi upaya perlu dilakukan selama fase pengembangan, termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan.
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Selain itu diadakannya evaluasi dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk berbagi keperluan, di antaranya: perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagi pihak, penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi terdiri dari empat rumpun, yaitu: measurement, congruence, illumination, dan educational system evaluation.

2.7 Konsep Dasar Pembelajaran
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Lain halnya dengan pembelajaran yang merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan, dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa. Ketiga kategori kegiatan dalam proses pembelajaran ini berkaitan erat dengan aplikasi dan konsep sistem informasi manajemen.
Meier(2002:13) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia pada hakikatnya mempunyai empat unsur, yakni persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilan hasil. Dalam tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Tanpa itu, pembelajaran akan lambat dan bahkan dapat berhenti sama sekali. Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Selain itu tahap penyampaian dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta belajar dalam menciptakan pengetahuan di setiap langkahnya.
Tahap latihan dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Selain itu terdapat pula peranan instruktur, yaitu mengajak peserta belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka memadukannya ke dalam struktur pengetahuan makna dan keterampilan internal yang tertanam di dalam dirinya. Lain pula dengan tahap penampilan hasil yang bertujuan untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Pun dapat membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.

2.8 Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari istilah pengajaran. Sebagai sebuah sistem pembelajaran memiliki sejumlah komponen, yaitu: tujuan, bahan(materi pembelajaran), starategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Bahan (materi pembelajaran) pada dasarnya adalah “isi” darikurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/ sub topik dan rinciannya. Secara umum isi kurikulum dapat dipilih menjadi tiga unsur utama, yaitu logika, etika, dan estetika berupa muatan nilai seni.
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan. Dengan kata lain metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap.
Media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajarn dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Jenisnya meliputi: media visual, audio, audio visual, penyaji, dan media interaktif.
Evaluasi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan yang didasarkan kepada hasil pengukuran, dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan yang pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu objek.

2.9 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan bagian penting yang perlu diketahui oleh seorang pengajar, karena hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuannya ketika membuat suatu acuan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip itu di antaranya:
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Perhatian dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Untuk memunculkan perhatian siswa maka perlu kiranya disusun sebuah rancangan bagaimana menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran, hal ini didasari oleh beberapa hal, yaitu:
a. siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja sama dalam belajar;
b. siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntutan belajar;
c. motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
2. Prinsip keaktifan
Belajar pada hakikatnya adalah proses aktif di mana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan merespon terhadap setiap pembelajaran.
3. Prinsip keterlibatan langsung
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk memahaminya. Pendekatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara langsung akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
4. Prinsip pengulangan
Belajar dalah melebihi daya-daya dengan pengulangan dimaksudkan agar setiap daya yang dimiliki manusia dapat terarah sehungga menjadi lebih peka dan berkembang.
5. Prinsip tantangan
Bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang, seperti yang mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa akan tertantang untuk mempelajarinya. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep,prinsip-prinsip dan generalisasi tersebut.
6. Prinsip balikan dan penguatan
Dalam teori Operant Conditioning yang diperkuat adalah adalah responnya. Kunci dari teori ini adalah hukum “Law Of Effect” dari Thorndike. Menurutnya, siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Apalagi hasil yang baik, merupakan balikanyang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
7. Prinsip perbedaan individual
Perbedaan individual dalam belajar,yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis, untuk itu dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.

2.10 Pendekatan dan Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran semestinya diterapkan oleh pengajar, karena hal tersebut dapat membantu KBM yang berlangsung. Model yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi peserta didik.
Model pembelajaran meliputi model interaksi sosial, model pemrosesan informasi,model personal, dan model modifikasi tingkah laku. Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Desain ini meliputi model PPSI, model Glasser,model Gerlach&Elly, model Jerold E.Kemp, dan model Contextual Learning. Dari beberapa model pembelajaran, maka model Glasser adalah model yang paling sederhana yang menggambarkan suatu desain atau pengembangan pembelajaran ke dalam empat komponen, yaitu instructional objectives, entering behavior, instructional procedures, dan performance assesment.

2.11 Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat.
Ciri utama inivasi pendidikan, yaitu 1) memiliki kekhasan/khusus. Artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang khas dalam arti ide,program, tatanan, sistem, termasuk hasil yang diharapkan; 2) memiliki ciri atau unsur kebaruan. Dalam arti inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memilki kadar orisinalitas dan kebaruan; 3) program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana. Dalam arti kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncakan terlebih dahulu; 4) inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inivasi yang dilakukan.


BAB 3
TANGGAPAN

Buku Kurikulum dan Pembelajaran ternyata dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, karena bisa dijadikan salah satu referensi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen mata kuliah tersebut.
Namun di lain sisi, dalam buku ini tidak terdapat bab yang menjelaskan tentang Sistem Pembelajaran. Padahal sistem bisa memiliki keterkaitan dengan pembelajaran sebagai implementasi kurikulum. Selain itu sistem pun dapat dijadikan salah satu pendekatan untuk menentukan kualitas proses pendidikan. Melalui pendekatan sistem pun kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suato proses.
Pembahasan tentang KTSP pun hanya dijadikan sebagai lampiran, seharusnya masuk ke dalam bab khusus mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mengingat tahun diterbitkannya buku ini pada tahun 2006. Di mana seperti yang kita ketahui KTSP pun mulai diberlakukan pada tahun tersebut. Mungkin jika penyajian KTSP bisa lebih banyak, maka buku ini pun dapat dijadikan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan kurikulum tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar